Masa depan suram
Orangtua khawatir anak tidak mendapatkan pendidikan dan kesempatan untuk mencapai cita-citanya.Inilah ketakutan utama yang dihadapi orangtua di seluruh dunia. Dalam bukunya Parenting Inc, Pamela Paul memperlihatkan bagaimana ketakutan ini menjadi sebuah keuntungan bagi industri. Lihat saja bagaimana mainan edukatif laris manis di pasaran. Dengan membeli mainan edukatif, produsen mengklaim bahwa anak-anak sudah selangkah lebih maju untuk sukses. Pamela menyadari bahwa kekhawatiran ini sangat rasional mengingat iklim perekonomian yang menakutkan dan persaingan dunia yang semakin ketat. Orang tua ingin memperjuangkan pendidikan sebaik mungkin untuk anak-anaknya agar masa depan lebih baik dari orang tua mereka.
Kenyataannya:
Memang benar kondisi ekonomi yang tidak pasti, angka pengangguran yang semakin meningkat dan kebutuhan hidup yang semakin tinggi sementara penghasilan tetap membuat orang tua khawatir soal pendidikan putra-putrinya. Namun kondisi seperti ini bukan berarti lantas membuat Anda panik dan langsung merencanakan masa depan anak, mencari sekolah dan kursus apa saja begitu ia lahir.
- Yang perlu Anda lakukan:
dilakukan orang tua untuk memastikan masa depan si anak, seperti memasukkan anak ke sekolah elit dan mendaftarkan ke kursus musik, hanya berdampak sedikit bagi masa depan anak. Bekali motivasi dari dalam diri anak dan pilihkan sekolah ataupun kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan minat si anak, bukannya ambisi orang tua.
Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/psikologi/khawatir.masa.depan.anak/001/007/1208/1/1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar